Pada tanggal 6 Juni 2023, hari kedua kelas praktisi diadakan di Auditorium Gedung Soerachman, lantai 3. Pada sesi pertama hari kedua, dr. Budhi mengajak audiens untuk berpartisipasi dalam tanya jawab seputar perbedaan antara branding, marketing, dan sales, yang merupakan komponen penting untuk membuat produk kita dikenal. Beliau juga memberikan tips tentang bagaimana sebuah produk atau start-up dapat dikenal oleh banyak orang tanpa hanya mengandalkan iklan. Dr. Budhi menjelaskan bahwa branding yang efektif dapat memberikan nilai dan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan, dengan memperhatikan kenyamanan, kualitas, dan nilai yang dapat mempertahankan citra brand atau perusahaan.
Brand yang berhasil akan mampu menemukan early adopters, yaitu orang-orang yang sangat terobsesi dengan ide atau produk tersebut, yang benar-benar menyukai dan membutuhkannya. Kunci suksesnya terletak pada menemukan pelanggan yang tepat yang sesuai dengan target pasar mereka. Penting untuk memastikan memiliki saluran komunikasi yang tepat sesuai dengan kurva konsumen yang ingin dicapai. Terdapat empat pilar penting yang perlu dipahami dalam marketing dan branding, yaitu:
1. Marketing : cara brand menyampaikan informasi tentang diri mereka, apa yang mereka tawarkan, dan nilai apa yang akan diberikan.
2. Advertising : merek secara berulang kali menyampaikan pesan pemasaran kepada calon pelanggan di berbagai media dan platform.
3. Public relation : orang lain di luar merek tersebut yang menceritakan tentang merek kepada pengguna atau target pasar. Ketika ketiga pilar sebelumnya dilakukan dengan baik, maka branding akan lebih mudah tercipta.
4. Branding: persepsi pelanggan terhadap produk atau merek tersebut. Jika brandingnya baik, maka orang akan lebih mudah mengenal suatu produk.
Branding lebih berkaitan dengan aspek psikologis, pemasaran lebih berkaitan dengan aspek teknis, sedangkan penjualan merupakan tugas yang paling sulit dan berat, yaitu bagaimana membuat pengguna bersedia melakukan transaksi. Fokus pada satu nilai atau tujuan dengan menerapkan konsep 7P (produk, tempat, harga, promosi, bukti fisik, orang-orang, proses). Pada sesi ini, dr. Budhi menjelaskan berbagai hal, termasuk teori “marketing budget triangle,” analogi tentang hosting dan domain website, pemasaran digital, dan optimisasi mesin pencari (SEO).
“Di dalam pemasaran digital, semuanya berjalan secara logis, tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah terkonsep.” – dr. Budhi
Penjelasan yang disampaikan oleh dr. Budhi memberikan wawasan yang berharga bagi para peserta kelas praktisi dalam memahami aspek pemasaran dan branding dalam era digital. Dengan memahami konsep-konsep tersebut, para peserta dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memperkenalkan produk mereka kepada pasar yang lebih luas.
Pada sesi kedua yang dilaksanakan pukul 13.00, dr. Ketut Gede Budhi Riyanta membahas tentang Cara Meraih Fundraising ke Investor. Dalam kesempatan kali ini, beliau memaparkan maraknya “Zombie Unicorn” dimana istilah tersebut dimaksudkan untuk perusahaan yang memiliki valuasi tinggi tetapi goyah karena kurangnya pendanaan dan harus mencari investor lain. Seperti yang kita ketahui, dalam dunia bisnis, ide yang menarik saja tidak cukup untuk membangun suatu perusahaan tetapi juga membutuhkan dana untuk mengeksekusi ide tersebut.
Selain itu, dr. Ketut Gede memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana mendapatkan investor atau bahkan dicari oleh investor, yaitu dengan cara mengembangkan potensi dari tim internal, seperti personal branding, presentasi, dan kerja sama tim yang baik sehingga dapat meyakinkan investor. Dijelaskan pula bahwa perusahaan rintisan bisa mendapatkan sumber pendanaan yang tidak bankable, yaitu dengan lomba hibah, Angel Investor, Venture Capital.
Di akhir acara, dr. Ketut Gede memberikan tugas untuk membuat pitch deck dari ide-ide yang sudah disiapkan oleh peserta lalu dipresentasikan untuk mendapat feedback dari beliau.
Informasi lebih detail tentang medi-call khusus untuk hewan peliharaan, kunjungi link berikut https://www.pet-care.id/
Leave A Comment